LANDASAN TEORI
ASUHAN KEPERAWATAN SCHIZOPRENIA KATATONIK
Pengertian
Schizoprenia adalah suau bentuk psikosa
fungsional dengan gangguan utama pada proses fikir serta disharmoni (keretakan,
perpecahan) antara proses pikir,
afek/emosi, kamauan dan psikomotor disertai distorsi kenyataan, terutama
karena waham dan halusinasi; asoisasi terbagi-bagi sehingga timbul inkoherensi,
afek dan emosi perilaku bizar.
Skizoprenia merupakan bentuk psikosa yang
banyak dijumpai dimana-mana namun faktor penyebabnya belum dapat diidentifikasi
secara jelas. Kraepelin menyebut gangguan ini sebagai demensia precox.
Jenis
Schizoprenia
Schizoprenia
simplex : dengan gejala
utama kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan
Schizoprenia
hebefrenik, gejala utama
gangguan proses fikir gangguan kemauan dan depersonalisasi. Banyak terdapat
waham dan halusinasi
Schizoprenia
katatonik, dengan gejala
utama pada psikomotor seperti stupor maupun gaduh gelisah katatonik.
Schizoprenia
paranoid, degnan gejala
utama kecurigaan yang ekstrim diserttai waham kejar atau kebesaran
episoda
schizoprenia akut (lir schizoprenia), adalah kondisi akut mendadak yang disertai dengan
perubahan kesadaran, kesadaran mungkin berkabut.
Schizoprenia
psiko-afektif, yaitu
adanya gejala utama skizoprenia yang menonjol dengan disertai gejala depresi
atau mania
Schizoprenia
residual adalah
schizoprenia dengnan gejala-gejala primernya dan muncul setelah beberapa kali
serangan schizoprenia
Etiologi
1. Keturunan
2. Endokrin
3. Metabolisme
4. SSP
5. Teori adolf meyer
6. Teori sigmund freud
Gejala
(menurut Bleuler)
I.
Gejala
Primer
1. Gangguan proses pikir (bentuk, langkah
dan isi pikiran). Yna gpaling menonjol adalah gangguan asosiasi dan terjadi
inkoherensi
2. Gangguan afek emosi
-
Terjadi
kedangkalan afek-emosi
-
Paramimi
dan paratimi (incongruity of affect / inadekuat)
-
Emosi
dan afek serta ekspresinya tidak mempunyai satu kesatuan
-
Emosi
berlebihan
-
Hilangnya
kemampuan untuk mengadakan hubungan emosi yang baik
3. Gangguan kemauan
-
Terjadi
kelemahan kemauan
-
Perilaku
Negativisme atas permintaan
-
Otomatisme
: merasa pikiran/perbuatannya dipengaruhi oleh orang lain
4. Gejala Psikomotor
-
Stupor
atau hiperkinesia, logorea dan neologisme
-
Stereotipi
-
Katelepsi
: mempertahankan posisi tubuh dalam waktu yang lama
-
Echolalia
dan Echopraxia
5. Autisme
II. Gejala Sekunder
1. Waham
2. Halusinasi
Diagnosa
Keperawatan
1.
Resiko tinggi terhadap
kekerasan : diarahkan pada diri sendiri atau orang lain
Tujuan : Klien tidak membahayakan dirinya
maupun orang lain
Intervensi
|
Rasional
|
Pertahankan lingkungan dalam tingkat
stimulus yang rendah
Obseervasi secara ketat perilaku klien
Singkirkan semua benda berbahaya
Salurkan perilaku merusak pada kegiatan
fisik
Lakukan fiksasi bila diperlukan
Berikan obat tranquilizer
|
Kecemasan meningkata dalam lingkungan penuh
stimulus
Mewmastikan klien dalam keadaan aman
Dalam keadaan gelisah, bingung dapat menggunakan
benda tajam untuk melukai
Menghilangkan ketegangan yang terpendam
Keamanan klien merupakan prioritas perawatan
Menurunkan kecemasan/ketegangan
|
2.
Koping individu tak efektif
Tujuan : Klien tidak menggunakan lebih
banyak ketrampilan penggunaan koping adaptif
Intervensi
|
Rasional
|
Usahakan petugas kesehatan tetap
Hindari kontak fisik
Hindari tertawa, berbisik didekat pasien
Jujur dan selalu menepati janji
Periksa mulut klien setelah minum obat
Jangan berikan kegiatan kompetitif
Motifasi untuk mengungkapkan perasaan yang
sebenarnya
Sikap asertif
|
Menigkatkan hubungan saling percaya
Mungkin dianggap bentuk penganiayaan fisik
Mengurangi rasa curiga
Meningkatkan hubungan saling percaya
Klien sering manipulatif dalam minum obat
Merupakan ancaman pada pasien curiga
Mengnungkapkan perasaan secara verbal dalam
lingkungan yang tidak mengancam mungkin akan menolong pasien untuk sampai
pada keadaan tertentu dimana pasien mencurahkan perasaan setelah sekian lama
terpendam
Pasien curiga tidak memiliki kemampuan untuk
berhubungan dengan sikap yang bersahabat atau ceria sekali
|
3.
Perubahan persepsi –sensori
Tujuan : Klien tidak menggunakan lebih
banyak ketrampilan penggunaan koping adaptif
Intervensi
|
Rasional
|
Observasi tanda halusinasi
Hindari menyentuh pasien secara tiba-tiba,
yakinkan bahwa ia aman disentuh
Sikap menerima dan mendorong pasien menceritakan
halusinasi
Jangan mendukung halusinasi
Alihkan perhatian pasien dari halusinasi
|
Intervensi awal untuk mencegah respon agresif yang
diperntahkan halusinasi
Pasien dapat mengartikan sentuhan sebagai ancaman
Mencegah kemungkinan cidera pasien atau orang lain
karena ada perintah adari halusinasi
Perawat harus jujur pada pasien pada pasien
sehingga pasien menyadari suara itu tidak ada
Keterlibatan pasien dalam kegiatan interpersonal;
akan menolong klien kembali dalam realitas
|
4.
Perubahan proses fikir
Tujuan : Klien menyatakan berkurangnya
pikiran-pikiran waham
Intervensi
|
Rasional
|
Tunjukkan sikap menerima keyakinan pasien tanpa sikap mendukung
Tidak membantah/menyangkal keyakinan pasien
Bantu pasien untuk menghubungkan keyakinan yang
salah dengan peningkatan kecemasan
Fokus dan kuatkan realitas
Bantu dan dukung pasiend alam mengungkapkan secara
verbal perasaan ansietas, takut, tak aman
|
Penting untuk dikomunikasikan pada pasien bahwa
perawat tidak menerima delusi sebagai realita
Membantah pasien tidak menimbulkan manfaat, dapat
merusak hubungan
Jika pasien dapat belajar menghentikan kecemasan,
pikiran waham mungkin dapat dicegah
Mengurangi pikiran-pikiran waham
Ungkapan secara f\verbal dalam lingkungan yang
tidak mengancam akan menolong pasien untuk mengungkapkan perasaan yang
mungkin terpendam
|
PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 7 Agustus 2001
Waktu Pengkajian : 10.35 WIB
Sumber data :
Ny. R (ibu klien) dan Klien
I. Identitas
Identitas Klien
Inisial : Tn. S
Umur : 25 tahun
J. Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku/bangsa : jawa/Indonesia
St. Perkawinan: belum kawin
Pendidikan : tidak sekolah
Pekerjaaan : Tukang Becak
Alamat : Surabaya
|
Identitas Penanggungjawab
Inisial :
Ny. R
Umur : 54 tahun
J. Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
St. Perkawinan: Kawin
Pendidikan : -
Pekerjaan : Ibu rumah
tangga
Hub. Dg klien : Ibu
|
|
Data Medik
Tanggal masuk : 1
Agustus 2001
Cara masuk :
Lewat IRD
No. CM :
1007078
Diagnosa Medik :
Schizoprenia Katatonik
Masalah Utama :
Gangguan Koping
|
||
II. Alasan Masuk (Faktor Presipitasi)
Klien dibawa masuk ke Rumah Sakit oleh
keluarga setelah sebelumnya (tanggal 26 Juli 2001) tiba-tiba berteriak-teriak
dan lari keluar rumah dengan melepaskan seluruh pakaian yang dikenakannya tanpa
alasan yang jelas sekitar pukul 09. 00 WIB. Sebab yang mungkin menyebabkan
klien histerik adalah akibat dirinya tersinggung dengan ucapan adik klien yang
menyuruhnya mandi dan menyinggung bagaimana klien akan mendapatkan jodoh
nantinya apabila tidak mau mengurus dirinya. Selanjutnya klien lari dari
lingkungan rumah (pergi). Dua hari kemudian klien ditemukan dan dibawa kembali ke rumah klien oleh
tetangga dan orang yang mengenal klien (teman) sesama tukang becak. Klien
ditemukan dalam keadaan tidak terurus dan tidak mengenakan baju. Selanjutnya
klien dibawa ke rumah sakit.
Keadaan saat masuk; kien gelisah dan
gaduh; tidak mau makan dan minum serta tidak mampu merawat diri; cenderung diam
saat ditanya dan berbicara dengan kalimat yang tidak jelas isinya. Melawan dan
berontak terhadap restriksi fisik.
III.
Faktor Predisposisi
Klien sebelumnya tidak pernah mengalami
gangguan jiwa dan atau menunjukkan gejala gangguan jiwa. Klien sebelumnya tidak
pernah mengalami aniaya fisik, aniaya seksual, pernah merasa ditolak oleh pacar
atau keinginannya oleh orang tuanya dan orang lain. Klien mengatakan tidak
berani minta yang macam-macam pada keluarga.
Dalam keluarga dan lingkungan saudara
dekat dengan klien; tidak ditemukan ada yang mengalami gangguan jiwa. Ny. R
mengatakan bahwa menurutnya kien tidak pernah mengalami hal-hal yang membuat
klien sedih atau mengalami kejadian yang membuat klien sedih sebelumnya. Kllien
mengatakan bahwa ia belum pacaran dan sebenarnya memiliki hasrat untuk menikah
tetapi ia tidak sanggup mengungkapkannya karena sulit mengungkapkan. Klien
tidak menjawab apakah klien merasa pernah mengalami kesedihan atau rasa tidak
senang dimasa yang lalu.
Faktor Premorbid : Klien cenderung
pendiam, tidak pernah sekolah
IV.
Pemeriksaan Fisik
TD :
110/80 mmHg N 76 X/mnt P 18 X/mnt S 36,8OC
BB :
56 Kg
Keluhan fisik : tidak ada
Tidak ditemukan adanya gangguan fungsi
atau kecacatan pada bagian tubuh, terdapat luka gores pada kulit daerah
punggung dan bokong (telah mengering)
IV.
Psikososial
Genogram :
Keluarga
mengatakan tidak ada keturunan dalam keluarganya yang menderita gangguan jiwa.
enam saudara klien telah menikah dan berumah tangga sendiri. Saat ini klien
tinggal dengan orang tua dan kedua adiknya di rumah.
Konsep Diri
a.
Citra tubuh : Klien mengatakan
bahwa ia tidak merasa bahwa tubuhnya kurang sesuai dengan apa yang
diharapkannya. Klien mengatakan bahwa ia ingin badannya agak gemuk; tetapi ia
tidak mempermasalahkan kondisi badannya yang kurus saat ini.
b.
Identitas
Klien mampu
menyebutkan nama dan pekerjaannya, klien menyatakan bahwa ia senang dengan
pekerjaannya sekarang.
c.
Peran
Klien
mengatakan bahwa ia sebagai seorang yang telah bekerja sudah tidak ingin
merepotkan keluarga; saat ini klien merasa senang sudah tidak minta uang lagi
untuk beli rokok
d.
Ideal diri
Klien
mengarapkan agar nantinya ia bisa berumah tangga dan memiliki pekerjaan yang
tetap.
e.
Harga diri
Klien
menganggap dirinya telah berguna bagi orang lain dan ia diterima oleh
teman-temannya. Ia tidak merasa hina dengan kondisinya saat ini
Hubungan Sosial
Orang yang diangggap berarti bagi klien
selama ini adalah adiknya yang selalu memberikan perhatian pada dirinya. Klien
selalu berusaha untuk menyenangkan hati adiknya.
Klien mengatakan ia biasa bekerja sebagai
tukang becak dan mangkal di pinggir jalan bersama teman-temannya serta
mengatakan tidak merasa minder dengan teman-temannya.
Spiritual
Klien beragama Islam dan ia mengatakan
bahwa ia percaya bahwa Allah sebagai penolongnya dan ia perlu dengan bantuan
Allah, walaupun ia jarang melakukan Shalat dan berdoa.
Klien mengatakan ia jarang melakukan
shalat dan berdoa.
VI.
Status Mental
Penampilan
Klien berpakaian rapi, pakaian kusut tetapi sesuai
Pembicaraan
Klien berbicara dengan menatap pada
perawat, mampu mengucapkan kata-kata dengan jelas walaupun kadang-kadang
memerlukan waktu yang lama untuk menemukan kalimat. Klien mampu diajak bicara
dengan bahasa jawa dan tampak lebih lancar dengan menggunakan bahasa jawa.
Klien mampu mengembangkan percakapan dan memberikan alasan yang logis terhadap
pendapat, kalimat tidak gagap atau inkoheren.
Aktivitas Motorik
Klien berjalan dan melakukan gerakan
relatif lambat, tidak terdapat tik, grimasem, tremor atau tindakan konfulsif.
Alam Perasaan
Hal yang saat ini difikirkan oleh klien
belum terkaji. Klien mengatakan ia masih pening dan tidak ingin membicarakan
masalah yang dihadapinya. Saat ini klien tampak sedih dan murung.
Afek
Afek stabil dan sesuai/adekuat saat
berbicara
Interaksi selama wawancara
Klien mau mengadakan kontak mata dengan
perawat dan bersedia diajak berbicara (kooperatif) dalam jangka waktu yang
relatif lama; klien mampu mengungkapkan penolakan saat diajak berbicara tentang
masalah yang dihadapinya dan mengatakan ingin membicarakannya lain waktu
Persepsi
Klien tidak mengalami halusinasi; baik
dengar, penglihatan, perabaan, pengecapan maupun penghidu. Hal yang difikirkan
(isi pikir) tidak terungkap secara verbal. Pikiran adekuat. Klien mengatakan
bahwa dirinya tidak merasa ada yang salah dengan kondisi tubuhnya, adanya waham
belum terkaji.
Isi Fikir
Klien mengatakan saat ini ia tidak ingin
memikirkan masalahnya. Klien mengatakan ia tidak mengalami ketakutan atau
merasa dikuasai oleh sesuatu yang lain. Selama komunikasi tidak terdapat sisip
pikir, siar pikir atau teridentifikasi adanya gejala waham
Arus Pikir
Arus pikir tidak bloking, asosiasi
pembicaraan adekuat. Mampu bercerita tentang pekerjaannya dalam rangkaian kata
yang sesuai.
Tingkat kesadaran
Kesaadaran Composmentis; GCS : E 4 V5 M6
Memori
Klien mampu mengingat siapa yang telah
menngajarinya membaca saat kecil, Klien mampu mengingat apa yang telah
dilakukannya tadi pagi; klien tidak menyebutkan (mengatakan tidak ingat) apakah
dia lari dari rumah dengan bertelanjang.
Kemampuan Konsentrasi dan Berhitung
Klien mampu menghitung terbalik sepuluh
sampai angka Satu. Mampu melakukan penambahan sederhana
Daya Tilik Diri
Klien mengatakan bahwa dirinya tidak tahu
mengapa ia dibawa ke rumah sakit. Ia merasa bahwa dirinya tidak sakit, walaupun
saat ini ia mengalami susah tidur. Klien mengatakan ia ingin pulang.
VII.
Kebutuhan Persiapan Pulang
Makan
Klien mengatakan ia makan tiga kali
sehari; selalu menghabiskan/menyisakan sedikit makanan yang disajikan di rumah
sakit. Klien mengatakan tidak ada makanan pantang khusus
BAB/BAK
Klien mengatakan ia kencing dan berak di
kamar mandi, tidak mengompol. Klien tampak rapi dalam berpakaian setelah BAB/BAK
(alloanamnessa)
Mandi
Klien mengatakan telah mandi sendiri
menggunakan sabun dan meggosok gigi dua hari sekali. Klien tidak memotong kuku
karena tidak membawa pemotong kuku.
Klien tampak bersih dan rapi. Rambut tidak panjang/acak-acakan.
Berpakaian
Klien mampu memakai pakaian sendiri
dengan rapi. Klien ganti baju sekali sehari.
Istirahat dan Tidur
Klien mengatakan ia belum bisa tidur
dengan nyenyak. Klien mengatakan tidak tahu sebab mengapa ia tidak dapat tidur
dengan nyenyak. Ibu mengatakan anaknya sering terbangun saat tidur
Penggunaan Obat
Klien mengatakan rajin minum obat, ia
mendapatkan obat tiga macam dan diminum semua segera setelah mendapatkan obat.
Pemeliharaan Kesehatan
Ibu menanyakan apakah anaknya bisa
sembuh.
Ibu mengatakan tidak tahu apa yang harus
dipersiapkan oleh keluarga bila nanti pulang
Aktivitas
Klien tidak pernah/jarang mengikuti
kegiatan olahraga atau bermain. Klien mengatakan ia mengantuk pada saat pagi
hari/saat berolahraga. Klien mengatakan ia mampu melakukan catur dan biasanya
bermain dengan teman-temannya. Klien mengatakan jika pulang ia ingin bekerja
lagi (menarik becak).
Terapi Obat
Triofluperazine 3 X 5
mg
Artan 2
X 2 mg
CPZ 0
– 0 – 100mg
ANALISA DATA
ANALISA DATA
Data
|
Rasional
|
Masalah
|
DS
: Klien mengatakan tidak bisa tidur
Keluarga
mengatakan anaknya selalu bangun
Klien
mengatakan mengantuk saat pagi hari
DO
: Mata merah, kuyu.
Klien
tidur pada pagi hari
|
Penderita Skizoprenia jenis
stupor katatonik dalam masa perbaikan sering mengalami gangguan tidur (tidak
tidur) dengan sebab yang tidak jelas.
Bioritme sebagai tukang becak
malam dapat mempengaruhi kemampuan tidur malam hari
|
Gangguan
Pola Tidur
|
DS
: Klien mengatakan mempunyai masalah, tetapi menolak mengungkapkan masalahnya
Klien
mengatakan kepalanya pening saat diajak membicarakan masalahnya
Klien
mengatakan ia ingin membicarakan lain kali
DO
: Kontak mata dengan perawat baik
Komunikasi
verbal lancar
|
Adanya ketidakmampuan untuk
memecahkan masalah membuat klien menggunakan koping pembelaan ego (ego
oriented task) dengan melakukan penyangkalan (penghindaran).
|
Koping
Individu tidak efektif
|
DS : Klien mengatakan
mengantuk pada pagi hari
Klien mengatakan jarang
mengikuti kegiatan olahraga dan bermain
DO : Klien tidak mengikuti
kegiatan Olahraga hari ini dan kemarin
|
Adanya gangguan tidur pada
malam hari mengakibatkan klien merasa mengantuk pada siang hari dan mengalami
kelemahan (fatique).
Adanya masalah yang dihadapi
dan atau dampak obat mengakibatkan klien mengalami penurunan minat terhadap
aktivitas
|
Gangguan
peran Sosial
|
DS : Ibu kien menanyakan
apakah anaknya bisa sembuh
Ibu klien mengatakan ia tidak
tahu apa yang harus dipersiapkan bila anaknya pulang
|
Kurangnya informasi
menye-babkan keluarga tidak mengetahui manajemen terapeutik di rumah sakit
maupun pasca rawat (saat pulang)
|
Resiko
tinggi Penatalaksanaan terapeutik tidak efektif
|
Pohon Masalah
Masalah tidak terpecahkan
Penggunaan koping berorientasi ego Koping Individu tak efektif
Masalah tak
terpecahkan
Gangguan tidur
Gangguan peran sosial
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Koping Individu takefektif b.d
metode koping tak memadai, kurang pengetahuan
2.
Gangguan Pola tidur b.d sebab
yang tidak teridentifikasi; kondisi pasca serangan akut
3.
Gangguan peran sosial b.d
mengantuk, memikirkan masalah
4.
Resiko tinggi manajemen
terapeutik takefektif b.d kurang informasi
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan :
Koping
individu takefektif b.d metode koping tak memadai, kurang pengetahuan
|
|
Tujuan jangka panjang
Klien mengembangkan dan menggunakan
koping yang sesuai dan dapat diterima secara sosial
Tujuan jangka pendek :
Klien mendemonstrasikan kemampuan dan kesediaan untuk mengikuti
peraturan dan mengembangkan koping selama tujuh hari perawatan
|
|
Intervensi
|
Rasional
|
Bina hubungan saling percaya
Berikan aktivitas motorik yang besar
Tidak melakukan perdebatan, perang
mulut atau melakukan tawar-menawar
Berikan dorongan untuk mengungkapkan
masalah atau perasaannya. Bantu klien mengindentifikasi obyek dari sikap
bermusuhan
Diskusikan bersama klien cara-cara
alternatif untuk mengatasi rasa frustasi yang paling cocok dengan gaya hidup
klien. Berikan dukungan dan umpan balik positif sambil mencoba
strategi-strategi baru
|
Memfasilitasi keterbukaan dalam
pengungkapan dan penyelesaian masalah
Untuk mempermudah mengurangi ketegangan,
meningkatkan perkemba-ngan hubungan
Merusak hubungan yang terbangun,
mengurangi perilaku manipulatif
Menghadapi perasaan secara jujur dan
mencegah pemindahan perasaan secara destruktif
Positif reinforcement mendorong
semangat menggunakan perilaku pengembangan koping yang dapat diterima
|
Diagnosa Keperawatan :
Gangguan
Pola tidur b.d sebab yang tidak teridentifikasi; kondisi pasca serangan akut
|
|
Tujuan Jangka Panjang :
Klien tidak mengalami gangguan tidur
Tujuan jangka Pendek :
Klien mampu mengikuti teknik-teknik
untuk mengembangkan pola tidur setelah
tiga hari perawatan
|
|
Intervensi
|
Rasional
|
Amati pola tidur pasien, catat keadaan
yang mengganggu tidur
Kaji gangguan yang berhubungan dengan
rasa takut dan ansietas tertentu
Duduk disamping pasien sampai ia
tertidur
Hindarkan makanan/minuman mengandung
kafein
Ajarkan relaksasi sebelum tidur,
lakukan aktivitas motorik/ fungsional sebelum tidur
Buat/jadwalkan jam tidur rutin
|
Masalah harus diidentifikasi sebelum
diberikan bantuan seperlunya
Kehadiran orang yang dipercaya
memberikan rasa nyaman
Kafein merupakan stimulan SSP yang
dapat menggangu tidur
Sarana relaksasi diharapkan dapat
meningkatkan aktivitas tidur
Tubuh memberikan reaksi menyesuaikan
pada uatu siklus rutin dari istirahat dan aktivitas
|
Diagnosa Keperawatan :
Gangguan
peran sosial b.d mengantuk, memikirkan masalah
|
|
Tujuan Jangka Panjang :
Klien mampu membentuk hubungan sosial
dengan lingkungan setelah dirumah
Tujuan jangka Pendek :
Klien mampu melakukan aktivitas
kelompok, terapi bermain dan olahraga secara aktif setelah tiga hari
perawatan
|
|
Intervensi
|
Rasional
|
Kaji tingkat kekuatan dan kemampuan
Berikan dukungan untuk mengikuti
kegiatan kelompok
Buat jadwal aktivitas sehari-hari
bersama dengan klien
Pantau kemampuan mengembangkan
aktivitas, berikan reinforcemen seperlunya
|
Mengembangkan pola dan variasi dalam
penyelenggaraan aktivitas
Meningkatkan minat dan semangat untuk
mengikuti kegiatan sosial dalam lingkungan rumah sakit
Memberikan kesempatan pengembangan diri
dengan mengacu pada kekuatan klien; memfasilitasi dorongan dari dalam
individu
Meningkatkan harga diri dan sekaligus
mengembangkan koping
|
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Tanggal 7 Agustus 2001
Dx.I
|
||
Jam
|
Implementasi
|
Respon
|
12.10
|
Mengajak klien untuk bercakap-cakap
Mengajak klien membicarakan masalah
yang dihadapi
Menanyakan alasan klien menolak
membicarakan masalah
Menguatkan kontrak
Membuat kontrak sepihak,
|
Klien mau bercakap-cakap, seputar
pekerjaan dan gangguan tidur yang dialami
Kien menolak, mengatakan tidak mau
dengan tetap mempertahankan kontrak mata sambil berlalu
Klien mengatakan pusing dan belum ingin
membicarakan masalahnya
Klien diam
Klien diam
|
Jam
|
Evaluasi
|
|
12.40
|
S : Menolak membicarakan masalah
O: Kontak mata (+) Verbal jelas
koheren, Motorik Menarik diri (-)
A : Hubungan saling percaya belum
terbangun
P : Kuatkan/prioritas bangun hubungan
saling percaya
|
Dx.II
|
||
Jam
|
Implementasi
|
Respon
|
12.10
|
Mengajak klien membicarakan masalah
tidur yang dihadapi
Mengajak klien untuk membicarakan
masalah tidurnya
Menguatkan kontrak
Membuat kontrak sepihak,
(Pelaksanan
bersamaan dg intervensi dX. I)
|
Klien mau bercakap-cakap seputar gangguan tidur yang dialami
Kien menolak, mengatakan tidak mau
dengan tetap mempertahankan kontrak mata sambil berlalu
Klien diam
Klien diam
|
Jam
|
Evaluasi
|
|
12.40
|
S : Menolak membicarakan masalah
O: Kontak mata (+) Verbal jelas
koheren, Motorik Menarik diri (-)
A : Hubungan saling percaya belum
terbangun; pemecaham masalah kompleks
P : Kuatkan/prioritas bangun hubungan
saling percaya
Pembicaraan/pemecahan masalah dilakukan
pada waktu berbeda
|
Tanggal 8 Agustus 2001
DX. III
|
||
Jam
|
Implementasi
|
Respon
|
07.30
10.30
|
Menggali
kemampuan dalam melakukan olahraga/permainan
Memberikan
dorongan pentingnya mengikuti kegiatan
Menrasionalkan
pentingnya aktivitas; dan hubungan untuk mengatasi gangguan tidur
Mengajak
klien untuk bermain
Membuat
kontrak menentukan masalah
Mengingatkan
kontrak
Mendiskusikan
masalah
Memberikan
reinforcemen
Membuat
kontrak baru
|
Klien
mengungkapkan kembali kemampu-annya dalam olahraga dan permainan
Klien
mendengarkan., tidak menyangkal
Klien
menolak dengan alasan mengantuk
Klien
mengatakan akan bangun nanti siang
Klien
diam, kontak mata (+)
Klien
sependapat akan kondisinya dan mengatakan akan mencoba untuk melakukan
latihan/olahraga esok hari
Klien
diam saja dan tersenyum
Klien
diam dan mengangguk
|
Jam
|
Evaluasi
|
|
10.45
|
S : Klien mengatakan akan mengikuti
kegiatan
O: -
A: Peningkatan motivasi dan pemberian
reinforcemen untuk pencapaian tujuan dipertahankan
P:- Gali respon setelah aktivitas
- Kaji kegiatan/aktivitas yang dapat dilakukan klien sesuai kondisi RS
|
DX. II
|
||
Jam
|
Implementasi
|
Respon
|
07.45
|
Menanyakan
bagaimana tidurnya semalam
Mngingatkan
kontrak
Menggali
apa yang menyebab-kan klien tidak bisa tidur
Merumuskan
sebagai masalah
Menyusun
rencana untuk mengatasi masalah : menghindari kopi, coklat, minum obat sesuai
anjuran, melakukan latihan relaksasi, membuat jadwal tidur dan jadwal
kegiatan
Menyemangati
klien untuk mulai membiasakan tidur malam selama di rumah sakit
|
Klien
mengatakan masih belum bisa tidur, tidur lelap l.k 4 jam
-
Mengatakan
tidak tahu, menyangkal memikirkan masalah tertentu
Klien
diam
Klien
mendengarkan dan tidak menyangkal penjelasan perawat
Klien
menanyakan tentang relaksasi
Klien
mengatakan akan berusaha untuk tidur dengan baik
|
Jam
|
Evaluasi
|
|
08.00
|
S : -
O: klien tidur, tidak mengikuti
kegiatan/aktivitas
A: Pemahaman terhadap masalah (+)
Pemahaman terhadap upaya mengatasi masalah (+). Penyesuaian terhadap dampak
obat dan kondisi kurang tidur (-)
P : Meningkatkan reinforcemen
Meningkatkan pemahaman realitas masalah
Mengontrol pelaksanaan rencana peningkatan kemampuan tidur
|
DX.I
|
||
Jam
|
Implementasi
|
Respon
|
12.00
|
Mengingatkan kembali kontrak
Mengajak klien membicarakan masalah
yang dihadapi
Membuat kontrak
|
Klien diam dan tersenyum
Kien minta maaf , mengatakan tidak mau
dengan tetap mempertahankan kontrak mata
Klien mengatakan pusing dan belum ingin
membicarakan masalahnya
Klien diam
Klien mengatakan lain kali saja, dan
mengucapkan terimakasih
|
Jam
|
Evaluasi
|
|
12.10
|
S : -
O: Kontak mata (+) Verbal jelas
koheren, Motorik Menarik diri (-)
A : Hubungan saling percaya belum
terbangun sepenuhnya
P : Kuatkan/prioritas bangun hubungan
saling percaya
|
Tanggal
9 Agustus 2001
DX.II
|
||
Jam
|
Implementasi
|
Respon
|
07.15
12.00
|
Menanyakan
bagaimana tidurnya semalam
Memberikan
reinforcemen terh-adap peningkatan kuantitas tidur
Mngingatkan
kontrak
Menanyakan
rencana peningka-tan tidur yang telah disusun kemarin pada klien dan keluarga
Menyemangati
klien untuk mulai membiasakan tidur malam selama di rumah sakit
Mengajarkan
relaksasi
|
Klien
mengatakan masih belum bisa tidur, tidur lelap l.k 5 jam
-
-
Klien
mengatakan ia belum berolah raga dan melakukan kegiatan sebelum tidur serta
relaksasi karena belum diajari
Klien
mendengarkan dan tidak menyangkal penjelasan perawat
Klien
berlatih melakukan relaksasi nafas dalam
|
Jam
|
Evaluasi
|
|
08.00
|
S : Klien mengatakan akan mencoba
latihan nafas dalam dan olahraga hari ini
O: Klien melakukan olah raga (sekitar
10 menit) dan tidur siang pukul 11.00 –
13.00 WIB. Sore 15.00-17.00 WIB
A: Penyesuaian terhadap jadwal yang
telah dibuat belum optimal
P : Mengontrol pelaksanaan rencana
peningkatan kemampuan tidur
|
DX.I
|
||
Jam
|
Implementasi
|
Respon
|
11.00
|
Mengingatkan kontrak
Mengajak klien berjalan-jalan di
lingkungan rumah sakit
Menunjukkan kondisi lingkungan rumah
sakit
Melakukan sharing masalah :
mengembangkan konsep rasionalisasi
Membuat kesimpulan
Membuat reinforcemen
Membuat kontrak
|
Klien mengatakan ia mau membicarakan
masalahnya
Klien mengikuti perawat
Klien memperhatikan yang dibicarakan
perawat
Klien menceritakan masalahnya, kemudian
mengembangkan berdasarkan rasionaliasi
Klien menerima kesimpulan
-
-
|
Jam
|
Evaluasi
|
|
13.00
|
S : Klien mengungkapkan bahwa
ketakutannya untuk berkeluarga bisa diatasi, karena ia laki-laki yang harus
mampu dan percaya diri bahwa ia bisa mendapatkan jodoh. Ia mengatakan bahwa
masalah rejeki itu adalah urusan Tuhan. Rejeki telah diatur, ia yakin pasti
ada jalan untuk mencukupi kebutuhan bila ia berkeluarga nantinya. Klien
mengucapkan terimakasih telah diberikan pengarahan
O : Klien tampak mampu berbicara dengan
lancar, suara mantap, kontak mata (+)
A: Ego oriented-defence mechanism dan
task oriented-defence mechanisme belum dikembangkan secara optimal
P : Pengembangan EO-DM dan TO-DM
Peningkatan Harga diri dan reinforcement
|
10 Agustus 2001
DX.III
|
||
Jam
|
Implementasi
|
Respon
|
08.00
08.30
|
Mengajak klien membersihkan ruangan
Mengajak klien bermain
Memberikan reinforcemen positif
Menanyakan respon klien tentang
aktivitas hari ini
|
Klien mau menyapu kamarnya
Klien bermain catur, dua set dan selalu
menang melawan pemain lain
-
Klien mengatakan senang bisa ikut
bermain dan membantu perawat membersihkan ruang, ingin membantu lagi besok
|
Jam
|
Evaluasi
|
|
10.00
|
S : Klien mengatakan senang membantu,
ingin membantu lagi
O : Melakukan aktivitas : Menyapu,
bermain catur
A : Reinforcement dan
dukungan/pengembangan kegiatan
P : - Diskusikan kegiatan lain yang
dapat dilakukan klien
- Rencanakan secara bersama kegiatan yang mampu dilakukan klien
|
DX.I
|
||
Jam
|
Implementasi
|
Respon
|
12.30
|
Mengingatkan kontrak
Menganjurkan klien untuk menuliskan
apasaja yang difikirkannya bila ia tidak mampu menyampaikan pada orang lain
Memberikan alasan pentingnya menulis
apa yang difikirkan
|
-
Klien mengatakan akan mencoba setelah
nanti tiba dirumah, ia ingin mencoba dan percaya bahwa cara itu baik bagiya
yang memang sulit ngomong pada orang lain
Mengulangi kembali ingin mencoba nanti
dirumah saja
|
Jam
|
Evaluasi
|
|
13.00
|
S : Ingin mencoba menuliskan apasaja yang di fikirkannya setelah
nanti dirumah
O : Klien berbicara dngan tegas
A : Kemungkinan Perilaku Manipulatif
P : - Pengembangan
kepercayaan diri
-
Tunjukkan pada klien
pentingnya peran diri
-
Pengembangan EO-DM dan PO-DM
|
No comments:
Post a Comment